--> WELCOME TO MY BLOG IVAN MOAN NST WELCOME TO MY BLOG IVAN MOAN NST

Oct 8, 2014

PADANGSIDIMPUAN

Padangsidimpuan yah...Kota dimana tempat Ayahku dilahirkan. Namun kini tlah lama ia tinggalkan ke pulau seberang untuk mencari penghidupan. Sebatas nama kota Padangsidimpuan ini awam ditelinga masyarakat diluar Sumut kurang populer memang, namun banyak sekali keunikan dari kota ini. Selain masyarakatnya yang kental akan kebudayaan, jiwa sosial yang diterapkan oleh masyarakat disini cukup mengagumkan eratnya. Saya baru mengetahuinya setelah saya tinggal disini, maklum saya dari lahir hingga dewasa berada dipulau jawa dan jarang sekali kesini. Barulah setelah tinggal disini melihat berbagai kebudayaan, adat serta kebiasaan yang dilakukan masyarakat Padangsidimpuan ini.

Mulai dari acara pernikahan jika di Jawa apabila ada seorang warga yang ingin menikah, persiapan mulai dari pelaminan, baju pengantin, undangan, tenda panggung itu semua dibayar oleh keluarga pengantin dan mereka yang mengurusnya bukan masyarakat sekitar. Kita pun sebagai keluarga pengantin harus membayar semua guna mempersiapkan segala kebutuhan tersebut. Lain halnya di Padangsidimpuan ini, Apabila ada seseorang yang ingin menikah. barulah mereka berbondong-bondong membantu segala persiapan yang dibutuhkan mulai dari pendirian panggung, pelaminan, persiapan makanan seperti istilahnya "mangkubak botik" mereka yang lakukan dan itu dilakukan masyarakat sekitar dengan cuma-cuma tanpa bayaran dari sikeluarga pengantin. Kemudian sebelum hari H nya disini juga dikenal istilah "marpege-pege" artinya memberikan bantuan uang seikhlasnya untuk pengantin laki-laki yang ingin menikah, maka seluruh warga yang ada di satu desa turut serta semua memberikannya. Istilah "Marpege-Pege" juga dilakukan apabila ada salah satu warga yang sakit dan dibawa kerumah sakit namun bagi mereka yang tidak mampu saja dilakukan "Marpege-pege".

Kemudian ketika ada musibah meninggal dunia, jika di Jawa segala urusan pemakaman, shalat, dan lain sebagainya keluarga ahli musibah harus membiayai keperluan pemakaman tersebut. Mulai dari para jemaah yang menyolatkan, Yang mengusung jenasah, penggali kubur bahkan tanah pekuburan pun harus mereka bayar. Kota Padangsidimpuan tidak berlaku seperti itu, disini apabila ada yang tertimpa musibah semua warga akan berbondong-bondong membantu segala urusan pemakan secara suka rela tanpa bayaran mulai dari pendirian tratak (Tenda), gali kubur, pemakaman, shalat jenasah semua tidak dibayar bahkan ada istilah di masyarakat sini yakni STM (Serikat Tolong Menolong) memberikan bantuan untuk keluarga musibah.

Jika kita lihat dan perhatikan memang kental dan erat sekali rasa persatuan antar warga sekitar di Kota Padangsidimpuan ini. Saya pun cukup tercengang melihatnya jarang saya lihat pemandangan seperti itu disini. Tidak melihat struktur sosial diantara mereka baik simiskin ataupun sikaya. Lain hal jika di Jawa apabila yang terkena musibah ataupun yang mempunyai acara tersebut orang kaya pastinya akan ramai apabila itu yang terjadi pada keluarga yang tidak mampu sepi yang datang.

Selain hal-hal diatas ada satu lagi moda transportasi yang ada di Kota Padangsidimpuan ini Yakni Becak Motor. Ya,,,,becak dengan kapasitas penumpang 2 s/d 5 orang dikemudikan oleh satu orang menggunakan mesin motor jenis Vespa sebagai penariknya. Bentuknya sangat unik, suaranya, lajunya bahkan sampai ada yang dimodifikasi sebagus mungkin. Bentor istilah becak motor di Kota ini memang terbilang unik cuma satu-satunya becak motor menggunakan Vespa sebagai penariknya jika didaerah lain berjenis Honda win atau sejenisnya. Apabila kita menggunakan nya pun rasa nyaman, aman, dan tidak khawatir akan resiko kecelakaan. Betul-betul unik memang, Namun kini banyak yang tidak menggunakan jasa transportasi ini karena populasi kendaraan bermotor seperti Sepeda Motor sudah banyak yang menggunakannya karena mudah mendapatkannya.

Kemudian di Kota ini ada keunikan lainnya seperti warung Tenda Biru yang Berada di Jl.ByPass Batunadua atau Jalan Baru begitu orang menyebutnya. disepanjang jalan lintas tersebut banyak terdapat dipinggir-pinggir jalan yang menjajakan makanan dan minuman seperti Jagug Bakar, Keripik Sambal, Soft drink dll. Pengunjungnya sangat ramai apalagi setiap hari libur banyak masyarakat sekitar yang pergi kesana Keluarga, Muda-mudi atau sepasang kekasih. Tempat ini menjadi wisata kuliner bagi masyarakat sekitar yang ada di Kota Padangsidimpuan. Namun ironisnya ada penjaja warung tenda yang menyalahgunakan tempat tersebut mereka mendirikan tenda berukuran tinggi sehingga tempatnya tertutup apabila ada sepasang muda-mudi yang berkunjung kesana tidak bisa kita lihat sedang apa mereka. Namun itulah namanya juga mereka yang mencari nafkah. segala cara mereka lakukan agar tetap ramai pengunjung.

Itulah sedikit keunikan dari Kota Tempat Ayahku dilahirkan kita sudah menjadi kota yang perlahan merangkak ke kota maju namun belum tahu kapan akan berkembang karena sudah hampir lebih 12 tahun kota ini menjadi daerah otonom masih jalan ditempat belum ada kemajuan yang drastis......Mencari Pekerjaan pun sulit, jalan banyak yang bolong namun sekarang mulai perlahan lahan dimuluskan oleh sang walikota kita yang baru dan termuda se-Sumut. Saya ingin Kota ini semakin maju dan berkembang seperti kota-kota lainnya yang ada di Pulau Jawa. Agar saya betah dan kerasan untuk tinggal disini, apabila tetap still that one saya pun akan beranjak pergi dari sini mencari penghidupan yang layak. Salam!!!!!

No comments:

Post a Comment

kelik