Di negeri mana pun, menaikkan harga BBM
bukanlah kebijakan populer, tetapi apabila pemerintah tidak menerapkan rencana
tersebut, mereka tidak saja akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki profil
dan efektivitas APBN, tetapi juga akan kehilangan kredibilitas. Impaknya,
efektivitas pemerintah SBY pada masa mendatang akan semakin menurun dan
berpotensi menjadi lame duck, jauh sebelum Pemilu 2014 dilaksanakan.
Kenaikan BBM akan meninggalkan luka mendalam
dihati warga masyarakat, perhitungan ekonomis dengan menggunakan berbagai macam
indikator menginsyaratkan bahwa kenaikan BBM dianggap harga mati, sedangkan
aspek dampak bagi 40 juta masyarakat miskin tidak benar - benar diperhitungkan,
semua dihitung dengan matematik, dengan statistik, dengan rasio dan persentase.
Padahal aspek - aspek yang ditimbulkan dampaknya tidak selalu matematis, Jika
BLSM diluncurkan setiap bulan dengan jumlah Rp. 150.000/KK atau Rp. 150.000/Anggota
Keluarga maka berapa pemasukan dari BLSM, bandingkan dengan kenaikan
transportasi, kesulitan pelaku transportasi karena penumpang akan lebih memilih
kredit motor dibandingkan naik angkutan umum yang notabene memiliki dampak
pengeluaran yang sama tetapi memiliki nilai investasi yang berbeda. Kenaikan
harga kebutuhan pokok, kenaikan harga - harga lain yang secara tidak langsung
berhubungan dengan kenaikan BBM.
Kenaikan BBM bisa menjadi alasan
politis, bisa menjadi alasan ekonomis, bisa juga tanpa beralasan, saya tidak
melihat aspek kenaikan ini tetapi melihat dampak dari kenaikan ini, setelah BBM
dinaikkan maka semua peneliti sosial wajib melakukan penyebaran kuesioner
terkait dengan daya beli, apakah daya beli masyarakat cenderung turun atau
cenderung tetap, jika daya beli menurun maka akankah mereka merasa sejahtera
jika kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi, berapa bisnis yang akan gulung tikar,
jika banyak perusahaan gulung tikar berapa banyak kejadian PHK, jika banyak
kejadian PHK maka daya beli masyarakat akan semakin turun.
Jika memenuhi kebutuhan dasar saja
gagal, kriminalitas akan naik atau turun, jika kemudian kriminalitas menjadi
naik, akankah masyarakat merasa aman, masyarakat merasa nyaman, jika jalan-jalan
saja harus menyimpan kekhawatiran pencurian, perampokan, penjambretan dll.
apakah aspek ini sudah benar - benar dikaji oleh pemerintah, apakah aspek -
aspek sosial, psikologis sudah diantisipasi? jika kenaikan BBM justru menjadi
sebuah bahan bakar terjadinya ketidakpercayaan kepada pemerintah, jika kenaikan
BBM menjadi sebuah pemicu munculnya kerusuhan secara massal, masihkah menaikkan
BBM menjadi satu - satunya pilihan?
Salah satu bahaya yang paling ditakuti
dari sebuah rasa ketidakamanan dan ketidaknyamanan adalah rasa frustasi, rasa
kecewa, jika akumulasi kekecewaan ini mencapai puncak yang tidak dapat ditahan
oleh suping manusia maka kerusuhan, penjarahan, kriminalitas, kejahatan akan
menjadi sebuah berita rutin yang didengar paska kenaikan harga BBM, tidak semua
bisa dimatematis, tetapi tidak ada sebuah kejadian pun yang tidak menimbulkan
dampak maupun akibat.
Sudut Kenaikan BBM
Sikap Terhadap Kenaikan BBM
Seperti yang kita ketahui, Indonesia lagi panas tentang isu
kenaikan BBM. Bagaimana sikap kita? Bagaimana sikap kami? Supaya adil, saya
akan mencoba objektif menjelaskan dari beberapa sudut pandang untuk dianalisis
kemudian disimpulkan.
“Berpikir objektif sangat penting untuk pengambilan sikap
yang tepat. Dinginkan kepala, lalu berpikir.”
1.
Sudut Pandang
Pemerintah
Alasan
pemerintah adalah untuk menyelamatkan negara dari anggaran yang membengkak. Hal
ini disebabkan karena harga minyak dunia naik sehingga beban subsidi BBM akan
bertambah besar. Mau tidak mau harga harus naik!
2.
Sudut Pandang
Pengusaha
BBM
naik menyebabkan biaya operasional naik. Hal ini bisa dicover dengan naikin
harga barang yang diproduksi.
3.
Sudut Pandang
Akademisi/Mahasiswa
BBM
naik menyebabkan harga barang naik. Rakyat makin susah. Tolak!
4.
Sudut Pandang
Masyarakat
Pasrah,
cuma bisa terima.
5.
Sudut Pandang Parpol
Oposisi
BBM
naik, rakyat merasa susah! Ayo tolak ramai-ramai! BLSM terima!
Analisisnya
Benarkah sudut pandang pemerintah?
Adalah hal yang benar jika harga minyak
dunia naik, maka subsidi BBM akan bertambah. Ada yang tidak setuju, katanya
harga minyak jangan ngikutin harga minyak dunia. Penjelasannya simpel,
Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan minyaknya sendiri. Masih harus impor
makanya harga BBM kita masih bergantung sama harga minyak dunia.
Lalu muncul analisis ekonom Pak Kwik
yang menjelaskan bahwa harga minyak naik, pemerintah masih untung, jadi tidak
perlu naik. Hal ini memang benar jika dilihat dari satu sisi saja. Secara
ekonomi memang dari hasil jual beli BBM meskipun pemerintah memberikan subsidi
Pertamina tetap memberikan keuntungan! Lantas mengapa harus naik?
Disini saya menjelaskan alasan yang
paling tepat mengapa BBM harus naik. Meningkatkan Efisiensi Anggaran. Seperti
yang kita ketahui, subsidi BBM ini banyak yang salah sasaran. Contohnya, Entah
sudah berapa banyak BBM subsidi yang habis kebakar karena macet. Habis kebakar
buat lomba balapan liar. Habis kebakar cuma karena gengsi ingin ke kampus
menggunakan mobil, motor dan banyak contoh lainnya. Apakah tepat sasaran?
Jadi subsidi BBM yang berhasil dihemat bisa
digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan buat
masyarakat miskin yang jelas lebih tepat sasaran. Tapi apakah berarti
pemerintah benar? Tidak seluruhnya! Benar bahwa peningkatan efisiensi anggaran
bisa dilakukan dengan mengurangi subsidi BBM yang salah sasaran, tetapi
peningkatan efisiensi juga harus dilakukan di bidang yang lain!
Salah satu penyebab APBN membengkak
adalah reformasi birokrasi, dimana gaji PNS dinaikkan dengan tujuan mengurangi
korupsi dan meningkatkan performa kinerja pemerintah. Hasilnya? Gaji naik tapi
korupsi jalan terus! Pemerintah juga terlihat tidak ada upaya serius untuk
memerangi korupsi bahkan KPK ingin dikebiri lagi oleh DPR tercinta. Belum lagi
isu Banggar DPR yang boros! Renovasi ruang rapat dan toilet yang menghabiskan
uang milyaran, Belum lagi untuk membiayai pembangunan daerah yang merupakan
hasil pemekaran yang membutuhkan kantor, lahan rumah dinas, gaji birokrat,
tunjangan dll.
Jadi sampai disini kesannya,
peningkatan efisiensi anggaran dibebankan kepada masyarakat saja. Kita disuruh
bayar BBM lebih mahal, tapi pemerintah masih korupsi. Tidak meningkatkan
efisiensi birokrasi yang justru penghematannya bisa jadi lebih besar daripada
menaikkan harga BBM.
Inilah yang menyebabkan penolakan dari
orang-orang yang cerdas. Mereka tidak percaya bahwa pemerintah dapat
menggunakan subsidi yang berhasil dihemat dengan bijak. “Paling dikorupsi
lagi”, kata masyarakat. Selain itu solusi yang ditawarkan adalah Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat. Selain rawan diselewengkan oleh oknum tidak
bertanggung jawab, ini merupakan solusi sementara saja untuk memanjangkan umur
masyarakat miskin atau hanya sebagai obat bius saja untuk menutup-nutupi
kejahatan dari kebijakan pemerintah tapi pemerintah dianggap sebagai superman
dari melayu yang bisa membantu masyarakat sehingga menjadi alat untuk pemilu
2014 (Khususnya partai Koalisi).
Nih Dampak
Positif-Negatif nya
Dampak Positif
1. Munculnya bahan bakar dan kendaraan
alternative.
Seiring
dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar alternatif
baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG (Bahan Bakar Gas).
Harganya juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga
bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit untuk
menciptakan bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah Negara yang kaya
akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai kendaraan
pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang
berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya.
2. Pembangunan
Nasional akan lebih pesat
Pembangunan
nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang awalnya digunakan untuk
memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan
untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah
terutama kota saya di Padangsidimpuan yang memang perlu diperhatikan lagi
pembangunannya.
3. Hematnya APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika
harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh
pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dapat diminimalisasi.
4
Mengurangi Pencemaran
Udara
Jika
harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian bahan bakar.
Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan
berpengaruh pada tingkat kebersihan udara atau mengurangi polusi.
Dampak negatif
1. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya
produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
2. Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi
perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah). Saya sendiri
merasakannya dengan naiknya harga BBM harga modal barang jadi naik, harga jual
tetap seperti biasa untung berkurang, di naikan harga jual pembeli tidak ada
yang mau, belum lagi biaya operasional penjualan yang saya habiskan semakin
bertambah.
3. Kondisi keuangan
UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.
4. Terjadi Peningkatan
jumlah pengangguran. Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka
kemungkinan akan terjadi PHK, karena perusahaan tidak sanggup membayar gaji
karyawannya.
5. Inflasi. Inflasi akan terjadi jika harga BBM
mengalami kenaikan, Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi
suatu barang atau jasa.
Jadi hendaknya
diharapkan bagi pemerintah untuk mengitungkan dengan seksama lagi tentang
kenaikan BBM ini jangan jadikan alasan menaikan BBM untuk menyelamatkan
perekonomian, efektifitas APBN, atau apalah katanya namun ada tujuan-tujuan
tertentu yang akan dicapai menjelang pemilu 2014 yang tidak lama lagi sehingga
anggaran subsidi yang dipotong itu yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki
infrastruktur, pengadaan alat transportasi umum, kesehatan, pendidikan, dan
pembangunan lainnya justru di gunakan sebagai alat kampanye partai pendukung
pemerintah dengan mengunakan kebijakan tersebut…Hidup Rakyat.