chaayoo
Jika mengatakan Pendidikan hanya
boleh di nikmati oleh orang orang yang beruntung bukan untuk orang miskin
paradigma itu saya katakan salah, kuncinya mau, sabar, dan yakin itu bisa
menghapus paradigma yang selama ini berkembang di negara ini. Saya bisa kok
walau keluarga saya tak mampu mereka beranggapan bahwa pendidikan hanya di
nikmati oleh orang orang kaya saja tidak, tergantung orangnya ada orang yang
orang tuanya mampu menyekolahkan anaknya tapi anaknya ogah-ogahan sekolahnya
hasilnya mereka tidak tamat, ada orang tuanya gak mampu bisa sampai sekolah ke
perguruan tinggi. Caranya? Begini saya akan berbagi pengalaman bagi anda semua
untuk menyemangati dan menjadikan ini sebagai pengalaman untuk anak anak cucu
kita nanti.
Pengalaman pribadi saya, kedua
orang tua saya bukan berasal dari keluarga yang serba mewah brur bahkan bisa
dikatakan hidup pas-pasan, harta tak punya warisan nenek tiada, orang tua hanya
sebagai perantau dari sebrang lautan yang hanya mengandalkan kenekatan saja
dalam menjalani kehidupan di dunia ini sebagai wiraswasta, namun kedua orang
tua saya selalu mengajarkan kami sikap prihatin terhadap keadaan dan di
tekankan untuk hidup mandiri sejak kecil, ya…saya selalu sendiri sejak kelas 1
SD tidak harus mama saya yang mengurus karena ada adik saya yang harus butuh
perhatian, saya setiap ke sekolah tidak diberikan jajan banyak oleh orang tua
saya hanya pada saat itu Rp.100,- saja untuk membeli es Mambo tapi itu di
biasakan oleh orangtua saya agar saya ke sekolah niat bukan untuk jajan tapi
mencari ilmu,,
Berselang 5tahun saat saya kelas
5 SD saya di tinggal oleh mama saya yang dipanggil oleh sang pencipta al hasil
hidup kami makin berantakan bahkan hampir musnah untung saja ayah saya kuat
menghadapinya dan akhirnya kami pun masih bisa di asuh oleh beliau namun kami
berpencar adik saya kedua di tempat paman adik saya yang ketiga bersama ayah
saya,,
Tamat SD saya di panggil oleh
seorang anggota TNI dari Grup 1 Kopassus Serang untuk tinggal di rumahnya yang
kebetulan satu marga yang berasal dari Aek Sijorni, saya pun memutuskan untuk
tinggal bersamanya berpisah dari keluarga saya. Di tempat tinggal saya ini
bersama ayah angkat saya kebetulan beliau telah pisah dengan istri dan anaknya
yang hanya tinggal dengan 2 orang keponakan laki-lakinya.
Sejak kelas 1 SMP brur saya
tinggal bersama beliau yang merupakan anggota TNI yang menuntut kita untuk
hidup disiplin pagi pagi harus bangun jam 5 shubuh shalat, selesai itu
membersihkan rumah, memberikan makan ternak burung yang berjumlah sekitar 20
ekor, selesai itu memasak, mencuci piring dengan kata lain semua pekerjaan ibu
rumah tangga saya kerjakan setelah rampung semua kira – kira pukul 7.00 baru
saya berangkat menuju sekolah dan saya hanya diberikan uang saku sebesar
Rp.2.500,- (2000 untuk ongkos + 500 untuk jajan) pada saat itu saya memang
sudah merokok namun jika pelajaran saya mudah2an menguasainya. Begitulah
seterusnya sampai pulang kerumah lagi sore bekerja kembali malam belajar dan
terkadang membantu orang tua angkat saya menjaga kios di rumahnya selain dinas
di TNI bisnis nya memang banyak sekali tapi walaupun banyak penghasilannya
untuk anak seperti saya hanya diberikan jatah jajan sekolah saja.
Bayangkan brurr 500 perak hanya
cukup untuk beli 2 batang rokok pada saat itu 1 dihabiskan istirahat pertama 1
batang lagi istirahat kedua, tapi saya ikhlas yang penting saya bisa bersekolah
dan mendapatkan ilmu karena jika saya tidak tinggal dengan beliau saya mungkin
tidak bisa melanjutkan sekolah karena orang tua saya tidak sanggup untuk
menyekolahkan saya pas karena datangnya musibah kepergian mama saya.
Alhamdulilah di sekolah saya selalu mendapatkan nilai bagus brurr karena itu
niat saya berjuang walau sakit sakit untuk mendapatkan pendidikan lama sekali
saya tidak berjumpa dengan ayah dan adik-adik saya terkadang rasa rindu terasa
sangat menyakitkan tapi saya selalu berdoa agar Allah memberikan yang terbaik
untuk kami semua. Karena bisa dikatakan hidup kami pada saat itu entah
gimanalah ya jika mengingatnya sakit terasa di hati ingin sekali mengucurkan
air mata bila teringat.
Terkadang hati iri melihat
anak-anak ke sekolah dengan keluarganya sama-sama berangkat tanpa harus
bersusah payah dulu berjibaku dengan kewajiban urusan rumah tangga namun itu
semua hanya ujian yang suatu saat akan melaluinya dan itu saya lalui selama
4tahun lamanya brur saya tamat SMP sampai melanjutkan SMK kelas 1 semester 2
pada saat itu beranjak dari rumah orangtua angkat saya, saya memutuskan agar
saya pindah ke kampung melanjutkan sekolah saya bersama paman dan nenek.
Setelah kami berembuk dengan keluarga akhirnya kami pun pergi kekampung untuk
melanjutkan sekolah kami saya bersama adik-adik memutuskan untuk tinggal
bersama paman dan nenek. Kelas 2 SMK saya sekolah dikampung di salah satu
sekolah swasta di kota Padangsidimpuan, untuk biaya kami paman saya yang mau
menanggungnya walau pun kami merasa kasihan dan prihatin dengan keadaan mereka
disini,
Selang itu alhamdulillah saya
dengan lancar menikmati pelajaran disini dan berniat agar bisa membantu
meringankan beban paman saya dalam membiayai sekolah saya dan adik-adik saya
disini dan saya mengetahui bahwa di sekolah saya apabila siswa dengan nilai
paling tinggi di sini mendaptkan beasiswa dengan gratis biaya SPP selama 1
tahun, akhirnya dengan niat dalam hati dan usaha dengan sungguh-sungguh saya
mencoba lebih giat lagi belajar, dan termotivasi oleh seorang guru saya yang
mengatakan “masa dari kota kamu bisa mendapatkan peringkat 2 disini yang hanya
sekolah kampung tidak bisa”. Dan alhamdulilah dengan motivasi semua keluarga
dan guru saya akhirnya saya bisa meraih beasiswa tersebut dengan meraih nilai
tertinggi, sampai tamat prestasi itu saya pertahankan yang akhirnya membuat
ringan paman saya dalam membiayai pendidikan saya. Dan setelah itu banyak
perlombaan antar sekolah yang saya dijadikan utusan dari sekolah untuk
mengikuti berbagai perlombaan. Dari cerdas cermat sampai Perlombaan jurusan
antar SMK se provinsi. Itulah usaha saya sampai saya tamat SMK dan mudah2an
dalam menuntut ilmu saya tidak pernah di kasih jajan yang berlebih hanya 500
perak saja hanya jika saya less saya membawa bekal dari rumah dan untuk lauknya
saya minta ke teman-teman yang membawa bekal juga hehehehe, akhrnya pada tahun
2005 saya pun tamat Sekolah Menengah Kejuruan dengan nilai yahh tidak
mengecewakanlah karena sudah lulus saja saya merasa bersyukur karena pada saat
itu standar kelulusan sudah diberlakukan oleh pihak Mendikbud.
Tamat saya dari SMK ada memang
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Diploma 3 yang akan di biayai oleh pihak yayasan
sekolah saya dulu namun akal dan pikiran serta hati saya memutuskan untuk pergi
ke jakarta menyusul ayah disana sambil mencari pekerjaan akhirnya saya tidak
menerima tawaran tersebut walau semuanya gratis. Setelah sampai ke jakarta saya
pun bekerja pertama kali di salah satu hotel bintang 4 yang bernama Hotel Aston
Atrium senen jakarta di department Husekeeping walau dengan gaji pas-pasan saya
lalui dengan ikhlas sebagai batu loncatan dan pengalaman saja, selang 1tahun
saya pindah lagi bekerja di Alfa Mart Branch Cileungsi Bogor dan akhirnya saya
ditempatkan di daerah Cengkareng Jakrta barat di situ saya tidak bertahan lama
hanya 1 tahun kemudian berhenti dan memutuskan pergi ke bali untuk mencari
pekerjaan kebetulan disana ada saudara saya, akhirnya saya mendapatkan
pekerjaan dengan saudara saya dengan menjaga kios serta mengantar kan
barang-barang orderan ke toko toko yang ada di daerah kuta dan sekitarnya. Rasa
bosan juga melanda diri saya yang akhirnya memutuskan untuk balik lagi ke
jakarta tidak begitu lama hanya 11 bulan dibali saya balik lagi untuk mencari
pekerjaan dan di jakarta saya diterima di salah satu toko roti ternama di
Indonesia Kepunyaan Jhonny Andrean Yaitu Bread Talk yang kebetulan ditempatkan
di Mall Citraland Grogol dan itupun tidak lama hanya berlangsung 7 bulan
setelah itu pindah ke salah satu SPBU Shell di Daan Mogot yang hanya bekerja 3
bulan saja.
Lama-lama aku bosan dengan
semuanya bekerja tidak ada hasil dan berniat untuk berjualan setelah itu saya
berjualan dengan cara mengasongkan barang2 dagangan saya berupa korek gas dan
senter dipelabuhan merak sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari saja dan
itupun tidak terlalu lama. Akhirnya pada akhir tahun 2009 saya memutuskan untuk
pulang kekampung saya menenangkan pikiran dan siapa tahu disana ada jalan yang
lebih baik diberi oleh Allah. Pamit dengan ayah saya akhirnya saya pun bergegas
ke kampung sendirian.
Setelah sampai dikampung memang
ada niat dan keinginan ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang
ada disini dengar-dengar biaya kuliah disini masih bisa terjangkau jika
dibandingkan di pulau jawa,,, dikampung saya bekerja menolongi paman menjahit
serta menyablon pakaian, akhirnya saya di tawari oleh teman untuk mengikuti
Sensus Penduduk tahun 2010 selama 1 bulan setelah itu saya menerima nya dan
memang proyek sensus penduduk itu sangat melelahkan namun hasilnya cukup
lumayan dengan gaji bersih terahkir saya menerima ditangan sebesar 2.5jt dan
bingung mau saya apakan uang ini? Mau pergi merantau ke Batam orang tua tidak
mengijinkan, dan akhirnya saya memutuskan untuk biaya kuliah saya untuk pendaftaran
dll.
Akhirnya tujuan saya tercapai
juga bisa melanjutkan kuliah saya di salah satu perguruan tinggi muhammadiyah
yang ada di kota Padangsidimpuan, sambil kuliah saya bekerja di tempat paman
saya menyablon dan menjahit uangnya itulah untuk membiayai kuliah saya, namun
saya bekerja di tempat paman hanya berlangsung 6 bulan saja karena ada suatu
masalah yang menerpa dulu akhirnya saya memutuskan keluar dengan sedikit kecewa
dan perasaan takut jika kuliah saya harus kandas di awal perjalanan saya, namun
saya yakin Allah akan menunjukan jalan bagi hambanya dan akhirnya selang 1
bulan saya menganggur saya di telepon kawan untuk bekerja bersama abangnya
sebagai sales Freeland menjual barang2 makanan dari luar dan medan, tawaran
itupun saya terima dan saya coba dan hasilnya alhamdulillah ternyata bisa untuk
saya melanjutkan kuliah saya, mencukupi kebutuhan saya sehari-hari, bisa
membeli barang yang saya butuhkan mudah2an dan akhirnya saya bertahan sampai
kini menjelang akhir semester saya masih bertahan dengan pekerjaan ini, karena
memang pekerjaan saya tidak mengganggu aktivitas kuliah saya gaji saya yang
mencari sendiri waktu tidak di atur dan itulah yang saya dapatkan sampai saya
bisa bertahan kurang lebih 3tahun asal dengan modal kepercayaan saja.
Alhamdulillah kuliah saya berjalan terus mudah-mudahan sampai tamat nanti
doakan saja. Karena jika kita yakin bisa Allah akan memberikan jalannya, maka
dari itu brayy pendidikan bukan hanya untuk kalangan orang kaya saja tapi kita
semua, asal kita yakin, sabar, dan percaya kita bisa…..buktinya saya hanya
sebagai anak biasa-biasa tanpa ada kemampuan orang tua untuk membiayai saya
ternyata saya bisa asal usaha dan di iringi doa. Keinginan dan niat tulus akan
mengantarkan kita ke jalan pintu cita-cita. Ilmu itu lebih baik daripada kita
mendapatkan harta.
Salam Anak Pejuang…………..!!!!!