chaayoo
Kota Padangsidimpuan yang sekarang
adalah lokasi dusun kecil yang disebut ” Padang Na Dimpu ” oleh para
pedagang sebagai tempat peristirahatan, yang artinya suatu daratan di
ketinggian yang ditumbuhi ilalang yang berlokasi di Kampung Bukit
Kelurahan Wek II, dipinggiran Sungai Sangkumpal Bonang.
Pada
tahun 1825 oleh Tuanku Lelo, salah seorang pengiriman pasukan kaum
Padri, dibangun benteng Padangsidimpuan yang lokasinya ditentukan oleh
Tuanku Tambusai, yang dipilih karena cukup strategis ditinjau dari sisi
pertahanan karena dikelilingi oleh sungai yang berjurang.
Sejalan
dengan perkembangan benteng Padangsidimpuan, maka aktivitas perdagangan
berkembang di Sitamiang yang sekarang, termasuk perdagangan budak yang
disebut Hatoban. Untuk setiap transaksi perdagangan Tuanku Lelo mengutip
bea 10 persen dari nilai harga barang.
Melalui
Traktat Hamdan tanggal 17 Maret 1824, kekuasaan Inggris di Sumatera
diserahkan kepada Belanda, termasuk RECIDENCY TAPPANOOLI yang dibentuk
Inggris tahun 1771.
Setelah
menumpas gerakan kaum Padri tahun 1830, Belanda membentuk District
(setingkat kewedanaan) Mandailing, District Angkola dan District Teluk
Tapanuli di bawah kekuasaan GOVERNMENT SUMATRAS WEST KUST berkedudukan
di Padang.
Dan
tahun 1838 dibentuk dan Asisten Residennya berkedudukan di
Padangsidimpuan. Setelah terbentuknya Residentie Tapanuli melalui
Besluit Gubernur Jenderal tanggal 7 Desember 1842. Antara tahun 1885
sampai dengan 1906, Padangsidimpuan pernah menjadi Ibukota Residen
Tapanuli.
Pada
masa awal kemerdekaan, Kota Padangsidimpuan adalah merupakan Pusat
Pemerintahan, dari lembah besar Tapanuli Selatan dan pernah menjadi
Ibukota Kabupaten Angkola Sipirok sampai bergabung kembali Kabupaten
Mandailing Natal.
LETAK DAN GEOGRAFIS
Kota
Padangsidimpuan terletak pada garis 10 281 Lintang Utara 10 181 Lintang
Selatan dan -990 1311 Bujur Timur -990 211 Bujur Barat. Sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Tapanili Selatan (Kecamatan PSP Batang
Angkolat), sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan
(Kecamatan PSP Timur, sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten tapanuli
Selatan (Kecamatan PSP Barat/Kecamatan Siais) dan di sebelah Timur
berbatasan dengan kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan PSP Timur).
Luas
Wilayah Kota Padangsidimpuan adalah 134.399 Ha dan Luas daratan Kota
Padangsidimpuan adalah 139.39 km2, yang dikelilingi oleh beberapa bukit
dan terletak di atas permukaan laut : 260,0 – 110,0 M
IKLIM
Kota
Padangsidimpuan tergolong ke dalam daerah yang beriklim sedang, dengan
suhu 200C – 280C yang dilalui oleh beberapa Sungai dan anak Sungai.
Sebagaimana
Kabupaten/kota lainnya Kota Padangsidimpuan mempunyai dua musim, yaitu
musim Panas (Kemarau) yang musim ini terjadi pada bulan Maret sampai
dengan bulan Agustus sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan
September sampai dengan bulan Februari.
OBJEK WISATA
Tor
Simarsayang, merupakan kawasan objek wisata alam favorit di Kota
Padangsidimpuan, terletak di Kelurahan Batang Ayumi Julu, Kecamatan
Padangsidimpuan Utara, atau sekitar 20 km dari pusat ibu Kota
Padangsidimpuan.
Objek wisata itu berada di lokasi perbukitan yang dipenuhi pohonan
rindang, karenanya kita harus melewati jalan berliku dan penuh tanjakan
sepanjang 4 km lebih untuk mencapai puncak bukit.
Dari puncak, kita bisa menyaksikan pemandangan tiap sudut Kota
Padangsidimpuan, khususnya di malam hari kita bisa melihat kerlipan
lampu kota, dan cahaya lampu kendaraan.
Selain tempat rekreasi, jalan menuju objek wisata ini dijadikan
masyarakat Padangsidimpuan sebagai sarana olah raga pagi, khususnya
hari minggu pagi yang dipenuhi banyak orang untuk melaksanakan
aktivitas olahraga.
Pemandangan yang istimewa dari tempat ini adalah kita bisa melihat
keindahan kota, tempat ini ramai dikunjungi banyak orang, khususnya
kalangan remaja sejak sore hingga malam, karena suasananya sejuk, asri
dan nyaman.
Makan dan minuman di kawasan objek wisata itu juga umum, mulai dari
makanan mi instan , nasi goreng, dan juga minuman botol yang ditambah
dengan makan-makanan ringan.
Memasuki kawasan itu, kita terlebih dahulu melewati pos jaga Satpol PP
Padangsidimpuan yang terletak sekitar 500 meter dari pintu masuk. Di
pos jaga, kita wajib membayar uang karcis sebesar 5.000/motor, besarnya
uang masuk ditentukan banyaknya jumlah rombongan pengunjung.
20 Tahun lalu, Tor Simarsayang ini sangat sepi, namun setelah dijadikan
objek wisata oleh Pemko Padangsidimpuan sekitar 4 tahun lalu, Tor
Simarsayang berubah drastis. Warung bertebaran dimana.
Begitu juga dengan pondok-pondok yang dulunya tempat lesehan (santai),
berubah menjadi pondok ukuran mini (1x1,5 m). Dan sekarang, hampir
sepanjang jalan, baik itu di dataran maupun lereng bukit, sudah
dipenuhi pondok-pondok mini beratap dan berdinding terpal spanduk
seluler dari berbagai jenis operator, ada juga spanduk dari perusahaan
motor.
PARSARIRAN
Tempat yang sesuai untuk anda bersama keluarga untuk mengisi hari libur
dalam menikmati suasana alam, sungai yang jernih. Tersedia
pondok-pondok berteduh, dipinggir jalan lintas Padangsidimpuan-Sibolga
"PARSARIRAN".
Ditempat ini anak muda mudi mengadakan acara "mambasu dahanon" jika ada
pesta, baik yang datang dari Kota Padangsidimpuan maupun sekitarnya.
AEK SIJORNIH
Berada sekitar 30 km arah timur Kota Padangsidimpuan, tepatnya di
kelurahan Sayur Matinggi kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli
Selatan. Perjalanan dapat ditempuh sekitar 1 jam. Sarana angkutan yang
dapat digunakan antara lain : becak motor, angkutan umum, bus mini dan
bus lintasan timur sumatera. Aek Sijorni artinya Air yang Jernih. Di
musim hujan atau kemarau, air senantiasa jernih.
Tempat dan aliran sungai, terbagi dalam 2 wilayah dengan 2 pengelola
yang berbeda. Wilayah pertama dikelola oleh Dinas Pariwisata Tapanuli
Selatan, sedangkan wilayah kedua dikelola secara swadaya oleh
masyarakat pemilik tanah. Untuk masuk ke area Aek Sijorni, kita mesti
melewati jembatan gantung. Dua pengelola menampilkan 2 hal yang
kontradiksi. Yang dikelola oleh dinas, areanya dibatasi dengan dinding
setinggi 1,5 m dengan jembatan gantung yang baru. Yang dikelola
masyarakat, dibiarkan tanpa dinding pembatas dan dengan jembatan yang
semakin uzur. Panjang bentang jembatan sekitar 25 m dan hanya untuk
lintasan orang.
Tiba di ujung jembatan, area parkir, kita dimintakan bayaran untuk jasa
parkir. Roda dua 2 ribu dan roda empat bergantung jumlah penumpang, 2
ribu per orang. Melintasi jembatan gantung, kita mesti ekstra
hati-hati. Yang tidak terbiasa dengan goyangannya dan ketinggian,
disarankan untuk berpegangan kuat pada tali kawat yang jadi pegangan
dan tidak melihat ke bawah, aliran sungai. Ketinggian jembatan dari air
sungai yang melintas di bawahnya, sekitar 5 m.
Setelah cukup menegangkan melintasi jembatan, kita akan melintasi jalan
setapak di antara tingginya pohon kelapa dan beberapa kolam.
Dibutuhkan waktu 15 menit, untuk kemudian kita tiba di lokasi. Kita
akan melewati juga kandang angsa, penjaga keamanan, Rumah di atas kolam
yang berperan sebagai kantin sekaligus tempat tinggal, 2 kamar kecil
yang berfungsi ganda : untuk ganti baju dan buang air karena persis
didirikan di atas anak sungai Aek Sijorni, kemudian 2 buah joglo/saung.
Selanjutnya kolam induk penampung aliran air sungai yang dimodifi
menjadi air terjun bersusun. Berjalan melewatinya kita akan menjumpai 2
buah saung kecil dan musholla.
Di area tersebut, tersedia 2 kolam renang, yaitu untuk anak-anak dan
dewasa. Dari kolam dewasa, kita bisa naik ke atas menelusuri aliran
sungai dan dapat memilih tempat yang nyaman . Aliran air yang cukup
deras, dapat dimanfaatkan untuk sekedar mendapat pijatan dengan
memanjakan badan dialiri air sementara kia duduk di balik bebatuan.