Masyarakat
kini resah dan bimbang apalagi masyarakat muslim di Indonesia karena kepada
siapalagi mereka akan menggantungkan suara mereka di pemilu 2014 mendatang
dengan partai yang mengatas namakan islam, jika kita melihat pengalaman pemilu
5 tahun silam rata-rata partai yang berideologi islam hampir sepenuhnya
mendukung pemerintahan SBY yang menganut sistem NeoLiberal yang artinya
ideologi dari dunia barat yakni Amerika. Apakah mereka yang ada di partai koalisi
yang mengatas namakan partai Islam yang betul-betul mengutamakan kemashlahatan
umat ataukah hanya mementingkan kekuasaan saja agar mendapatkan pundi-pundi
rupiah dengan menjual jargon islam karena mayoritas penduduk kita muslim.
Kalau kita
lihat pengertian partai islam menurut Abdul Qadim Zallum yakni partai yang
berdiri di atas akidah islam yang mengadopsi berbagai ide, hukum, dan solusi
yang islami, yang metode perjuangannya adalah metode perjuangan Rasulullah
(Tarif Hizb at Tahrir, Beirut: Darul Ummah, 2010, hal. 9). Kemudian partai
islam hanyalah kelompok satu agama saja satu tujuan dan cita-cita bersama
karena ikatannya ikatan ukhuwah islamiyah yang berasal dari kesamaan akidah.
Dalam partai islam misinya itu melakukan aktivitas politik islam yang selalu
mengoreksi atau mengkritik terhadap penguasa yang didalamnya termasuk amar
makruf nahi munkar. Dalam setiap langkah, program, cara ataupun strateginya
partai islam wajib menggunakan cara-cara islam, bukan menghalalkan segala cara
dengan melakukan suap menyuap, memakan uang rakyat, merampas uang rakyat,
melakukan kampanye dengan cara diluar islam seperti mengundang biduan yang
seronok agar mendapatkan massa yang banyak, berkoalisi dengan partai delain
partai islam hanya karena untuk mendapatkan kursi kekuasaan semata.
Kita tarik
kembali perjalanan semua partai islam yang ada di negri kita ini, disini saya
bukan anti terhadap partai islam tapi saya prihatin dulu mereka berjuang di
jalur sesuai dengan jargonnya mengatasnamakan islam namun lama kelamaan makin
hari semakin jauh partai islam yang berada dijalurnya saya mengatakan demikian
kenapa, partai islam banyak sekarang yang berpikiran pragmatis karena partai
islam yang bersifat pragmatis lebih besar bahayanya karena ia bisanya
melegalisasi kesalahanya itu dengan ayat-ayat Al quran dan hadist. Maka jangan
sampai kita tertipu dengan topeng yang menjual atas nama umat namun lebih besar
mereka bisa menghancurkan umat, lebih baik partai yang berasaskan nasionalisme
semata karena sudah tahu itu yang mereka jual bukan urusan agama yang
ujung-ujungnya sama saja. Tapi jika ada partai islam yang benar-benar murni
tanpa ada lari sedikitpun saya akan dukung tapi sekarang saya tidak percaya
lagi dengan semuanya mereka hanya menjual nama islam namun di belakang itu lebih
besar mereka menjatuhkan nilai-nilai islam.
Dari awal
reformasi saya sudah kagum dengan partai partai islam seperti PKS, PPP, PKB,
PAN (identik ormas islam) dll. Dalam awal-awal perjuangan mereka memang sebuah
kelompok yang menyeru amar makruf nahi munkar yang terjun kedunia politik agar
suara mayoritas umat islam di Indonesia bisa di dendangkan di negara ini yang
kita tahu selama ini suara – suara islam jauh sekali terdengar pada masa orde
baru. Namun belakangan ini seperti PKS
yang awalnya partai keadilan salah satu partai islam yang mempunyai
suara terbesar diantara partai islam lainya secara terang-terang menyatakan
bahwa partai kami partai yang terbuka oleh semua golongan karena islam terbuka
untuk semua golongan. Partai dakwah ini pun secara terang-terang melakukan
koalisi bersama PDS yang nyata-nyata partai kristen dan mendukung salah satu
calon kepala daerah di Papua yang bukan islam. Tahun 2009 silam entah karena
haus akan tampik kekuasaan mereka mendukung dan berkoalisi dengan pemerintahan
sekarang yang nota bene SBY adalah produk dari Amerika NeoLiberal apakah partai
yang benar-benar murni sesuai dengan syariat islam mendukung dan berkoalisi
dengan partai yang bukan non islam?. Dan mendukung calon yang memang
nyata-nyata produk barat. Kalau bukan hanya ingin mendapatkan kekuasaan semata
apalagi yang mereka perjuangkan.
Partai islam
kini sadar jika ingin mendapatkan suara lebih banyak lagi mereka harus membuka
diri karena realitasnya di Indonesia sejak kampanye pertama di mulai sampai
sekarang partai berbasis agama paling tinggi perolehan suaranya 7% dan tidak
naik-naik jadi wajar jika PKS dan partai lainnya membuka diri untuk mendapatkan
kursi kekuasaan jadi tujuan untuk kemaslahatan umat bisa ditampikan inilah yang
harus di perhatikan karena sangat berbahaya.
Karena
kekuasaan lah yang membuat partai islam ini banyak yang banting stir dari
jalurnya karena susah mendapatkan suara lebih tinggi tanpa merubah jargon yang
di jualnya, Dan terbukti banyak sekali kader kader dari partai islam yang
melakukan penyelewengan seperti kasus dana haji yang di lakukan oleh
kementerian agama di bawah PPP berapa dana umat yang di selewengkan mereka belum
lagi Bansos, Hibah dikementrian, kemudian kasus impor daging sapi yang menjerat
petinggi PKS itu selalu mereka tidak pernah menyatakan bahwa kami juga manusia
bisa salah malah mereka menampik bahwasanya kami di jebak dan adanya konspirasi
politik untuk menjatuhkan mereka, karena memang kita sebagai masyarakat awam
memandang bagaimana mungkin seorang ustad bisa begitu? Bukan itu saja mereka
dengan gencar dan berani menentang kebijakan dari partai yang tergabung dalam
koalisi bersama demokrat yang tujuannya tak lain menarik simpati rakyat pada
pemilu 2014 kalau ya memang mereka benar-benar ingin menentang kebijakan pemerintah
tarik saja menteri mereka dari koalisi dan keluar dari setgab. Rakyat sekarang
tidak bodoh yang mereka lakukan hanya untuk kepentingan semata tapi itulah yang
saya sayangkan mereka mengatasnamakan agama mau melakukan itu jadi lebih
memperburuk citra islam.
Jika kita
bandingkan dengan partai nasionalis dengan agama tentu saja lebih munafik
partai yang dengan terang-terangan mengatas namakan agama terbukti kebusukannya
dan itu lebih parah dipandang masyarakat dibanding partai nasionalis.. karena
mereka urusan nya umat dan negara dan juga Allah. Apakah agama untuk dipakai
dalam memperjualbelikan suara untuk mendapatkan kekuasaan semata?...
Jadi dalam
kondisi seperti ini label islam dalam nama apapun entah itu bank, sekolah, dan
kelompok ataupun partai tidaklah diperlukan dan harus percaya bahwa ini
benar-benar islam, karena semua yang ada dalam sebuah kehidupan islam pasti
sesuatu yang islami. Label islam diperlukan hanya untuk penanda identitas saja
bukan hanya sekedar namanya saja namun harus benar-benar tercermin dalam visi,
misi, tujuan dari partai itu serta konsepsi atau pemikiran yang di embannya
juga tercermin dalam perilakunya sehari-hari dari partai tersebut. Partai islam
memang sangat diperlukan sebagai perjuangan politik islam dakwah demi tegaknya
hukum-hukum allah di negara kita namun jangan hanya untuk kekuasaan semata
menampikan tujuan utama.
No comments:
Post a Comment
kelik