--> WELCOME TO MY BLOG IVAN MOAN NST WELCOME TO MY BLOG IVAN MOAN NST

Oct 16, 2015

GELANDANGAN & PENGEMIS di KOTA PADANGSIDIMPUAN


Foto di ambil dari Google

Kota Padangsidimpuan semakin hari kini semakin terlihat indah apalagi dilihat pada malam hari. Penataan diberbagai sudut kota sudah semakin terlihat meskipun belum seberapa baik. Ini menunjukan bahwa ada kemauan Pemerintah Kota untuk menata kota menjadi lebih baik lagi. Mulai dari perbaikan lampu penerang yang ada di jembatan Siborang, kemudian halaman kantor Walikota, patung siborang, sampai dengan sepanjang Jalan Merdeka Kota Padangsidimpuan. Kemudian tempat nongkrong anak-anak muda ataupun keluarga kini telah banyak tersedia, seperti tugu salak, halaman bolak, sampai seputaran Jalan Thamrin. Semuanya kini telah dibenahi baik infrastuktur, sarana untuk umum dan sebagainya.

Namun seiring terjadinya perubahan tata ruang kota yang ada di Kota Padangsidimpuan. Pernahkah kita menyadari bahwa di tengah-tengah kita bahwa, ada suatu pemandangan yang tidak enak di lihat. Seperti yang penulis rasakan apabila berkunjung ke tugu salak pada malam hari untuk menikmati berbagai makanan dan minuman di sana. Ada sekelompok pengemis yang mendatangi penulis untuk meminta-minta. Anehnya kehadiran mereka hanya berselang tidak sampai setengah jam sudah datang lagi pengemis lainnya. Ini menjadikan pertanda bahwa sudah banyak bermunculan pengemis di jalan Kota Padangsidimpuan, dan menjadi ancaman buat pemerintah Kota Padangsidimpuan sendiri. Anehnya lagi pengemis yang ada di Kota Padangsidimpuan tidak jarang yang berasal dari anak-anak di bawah umur.

Kemudian selain pengemis, masalah gelandangan juga sudah banyak menghiasi permukaan jalan di tengah Kota Padangsidimpuan. Keberadaan mereka semakin hari kian meresahkan masyarakat terutama bagi pemerintah Kota Padangsidimpuan. Permasalahan ini disebabkan kurangnya pengawasan dan upaya dari pemerintah, khususnya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padangsidimpuan. Maka penulis berharap Dinas terkait agar memperhatikan permasalahan tersebut serta memaksimalkan tugas dan fungsinya untuk mengatasi masalah Gelandangan dan pengemis.

Keberadaan pengemis membuat masyarakat menjadi semakin resah, karena para pengemis melakukan profesinya sampai keliling pertokoan yang ada di sekitaran pasar Sangkumpal Bonang, Jalan Merdeka, Jalan Thamrin setiap hari. Kemudian keberadaan gelandangan yang berada di Halaman Bolak, Jalan Tamrin, lampu merah pos kota, serta pinggiran pertokoan. Menjadikan keindahan kota tercemari dengan adanya mereka di tengah-tengah pusat kota.

Kemudian selain adanya gelandangan dan pengemis satu lagi yaitu keberadaan anak-anak Punk. Gaya anak muda dengan pakaian dan rambut acak-acakan. Punk merupakan aliran musik keras dengan style yang memang berbeda. Seperti itulah mereka mencontohkan gaya pakaian dan rambut mereka. Keberadaan anak Punk di Kota Padangsidimpuan identik dengan rambut mohak, pakaian dipenuhi dengan rantai, accesoris, kemudian mengamen di jalanan, di tempat-tempat kuliner sampai pada pertokoan yang ada di pinggir jalan.

Meskipun keberadaan anak Punk belum sampai seperti yang ada di kota-kota besar lainnya, yang biasa melakukan pemaksaan apabila mengamen tidak ada yang memberi. Kemudian memalak orang lain, sampai dengan penganiayaan dan tindak kriminal lainnya. Namun dengan keberadaan anak-anak Punk di Kota Padangsidimpuan membuat masyarakat menjadi resah dan takut. Selanjutnya membuat pemandangan kota menjadi tidak indah dan tertib lagi dengan keberadaan anak-anak Punk.

Menurut hemat penulis dengan maraknya keberadaan gelandangan, pengemis dan juga anak-anak Punk di Kota Padangsidimpuan sekarang disebabkan tidak lain adalah karena pertumbuhan penduduk yang kian meningkat, permasalahan ekonomi, kurangnya lapangan pekerjaan yang ada di Kota Padangsidimpuan, rasa malas dari masyarakat sendiri, cacat fisik maupun mental masyarakat. Untuk itu perlu adanya keseriusan untuk mengatasi permasalahan tersebut sebelum menjamurnya keberadaan gelandangan, pengemis dan anak Punk di Kota Padangsidimpuan.

Namun biasanya untuk permasalahan pengemis tidak lain adalah rasa malas masyarakat sediri serta cacat fisik maupun mental mengakibatkan masyarakat memilih menjadi pengemis. Seperti di kota-kota besar, seorang pengemis bisa mendapatkan penghasilan yang mencukupi bahkan lebih setiap harinya dengan cara mengemis. Hal itu membuat masyarakat ketagihan dan rekan-rekan yang lain mengikutinya, bahkan ada yang sampai pura-pura cacat untuk menjadi seorang pengemis. Karena bisa mendapatkan penghasilan yang banyak tidak perlu kerja berat. Untuk itu tidak heran ada di daerah Pamekasan Jawa Timur dikenal dengan adanya kampung pengemis, satu kampung tersebut semuanya berprofesi sebagai pengemis. Pengemis mereka jadikan profesi tetapi harta dan rumah mereka bisa dibilang sangat mewah. (Okezone.com)

Menurut hemat penulis dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan pendataan kepada pengemis, gelandangan dan anak-anak Punk yang ada di sekitaran Jalan Kota Padangsidimpuan. Apakah mereka berasal dari warga Kota Padangsidimpuan atau pendatang dari luar daerah Kota Padangsidimpuan. Untuk mereka yang berasal dari luar daerah seharusnya pihak pemerintah Kota Padangsidimpuan mengembalikan mereka ke daerah asalnya. Kemudian Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padangsidimpuan menyediakan seperti rumah panti sosial untuk menampung para pengemis, gelandangan maupun anak Punk. Pada panti sosial tersebut para gelandangan dan pengemis dilakukan pembinaan, pengarahan serta pelatihan agar bisa menjadi masyarakat yang produktif. Untuk masalah masyarakat yang cacat fisik maupun mental pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan melakukan perawatan dan penyembuhan untuk gelandangan ataupun pengemis yang memiliki cacat fisik maupun mental.

Sampai saat ini Peraturan Daerah yang menangani permasalahan tersebut belum dirumuskan oleh pemerintah Kota Padangsidimpuan dan DPRD. Hanya melalui program yang dijalankan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja saja itupun pihak Dinas terkait kewalahan menanganinya akibat anggaran untuk masalah tersebut tidak mencukupi. Kemudian pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial dan Tenaga Kerja beserta Satpol PP untuk segera mengambil langkah cepat, tepat dan tanggap. Sebelum permasalahan tersebut semakin parah dan menambah permasalahan kesejahteran sosial di Kota Padangsidimpuan.  

Untuk itu, penulis berharap kepada Bapak Andar sebagai Walikota untuk segera memperhatikan hal tersebut bersama-sama melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait yaitu DPRD, Satpol PP, LSM, serta Dinas terkait untuk segera melakukan penertiban dan pendataan serta pembinaan bagi gelandangan dan pengemis yang ada di sekitaran Kota Padangsidimpuan. Supaya jumlah gelandangan dan pengemis tidak semakin membludak. Salam kesejahteraan sosial.!!!!

No comments:

Post a Comment

kelik