Foto di ambil dari Google |
Kota
Padangsidimpuan semakin hari kini semakin terlihat indah apalagi dilihat pada
malam hari. Penataan diberbagai sudut kota sudah semakin terlihat meskipun
belum seberapa baik. Ini menunjukan bahwa ada kemauan Pemerintah Kota untuk
menata kota menjadi lebih baik lagi. Mulai dari perbaikan lampu penerang yang
ada di jembatan Siborang, kemudian halaman kantor Walikota, patung siborang,
sampai dengan sepanjang Jalan Merdeka Kota Padangsidimpuan. Kemudian tempat
nongkrong anak-anak muda ataupun keluarga kini telah banyak tersedia, seperti
tugu salak, halaman bolak, sampai seputaran Jalan Thamrin. Semuanya kini telah
dibenahi baik infrastuktur, sarana untuk umum dan sebagainya.
Namun
seiring terjadinya perubahan tata ruang kota yang ada di Kota Padangsidimpuan.
Pernahkah kita menyadari bahwa di tengah-tengah kita bahwa, ada suatu pemandangan
yang tidak enak di lihat. Seperti yang penulis rasakan apabila berkunjung ke
tugu salak pada malam hari untuk menikmati berbagai makanan dan minuman di sana.
Ada sekelompok pengemis yang mendatangi penulis untuk meminta-minta. Anehnya kehadiran
mereka hanya berselang tidak sampai setengah jam sudah datang lagi pengemis
lainnya. Ini menjadikan pertanda bahwa sudah banyak bermunculan pengemis di
jalan Kota Padangsidimpuan, dan menjadi ancaman buat pemerintah Kota
Padangsidimpuan sendiri. Anehnya lagi pengemis yang ada di Kota Padangsidimpuan
tidak jarang yang berasal dari anak-anak di bawah umur.
Kemudian
selain pengemis, masalah gelandangan juga sudah banyak menghiasi permukaan
jalan di tengah Kota Padangsidimpuan. Keberadaan mereka semakin hari kian
meresahkan masyarakat terutama bagi pemerintah Kota Padangsidimpuan. Permasalahan
ini disebabkan kurangnya pengawasan dan upaya dari pemerintah, khususnya Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padangsidimpuan. Maka penulis berharap Dinas
terkait agar memperhatikan permasalahan tersebut serta memaksimalkan tugas dan
fungsinya untuk mengatasi masalah Gelandangan dan pengemis.
Keberadaan
pengemis membuat masyarakat menjadi semakin resah, karena para pengemis
melakukan profesinya sampai keliling pertokoan yang ada di sekitaran pasar
Sangkumpal Bonang, Jalan Merdeka, Jalan Thamrin setiap hari. Kemudian
keberadaan gelandangan yang berada di Halaman Bolak, Jalan Tamrin, lampu merah pos
kota, serta pinggiran pertokoan. Menjadikan keindahan kota tercemari dengan
adanya mereka di tengah-tengah pusat kota.
Kemudian
selain adanya gelandangan dan pengemis satu lagi yaitu keberadaan anak-anak Punk.
Gaya anak muda dengan pakaian dan rambut acak-acakan. Punk merupakan aliran
musik keras dengan style yang memang
berbeda. Seperti itulah mereka mencontohkan gaya pakaian dan rambut mereka.
Keberadaan anak Punk di Kota Padangsidimpuan identik dengan rambut mohak,
pakaian dipenuhi dengan rantai, accesoris,
kemudian mengamen di jalanan, di tempat-tempat kuliner sampai pada pertokoan
yang ada di pinggir jalan.
Meskipun
keberadaan anak Punk belum sampai seperti yang ada di kota-kota besar lainnya,
yang biasa melakukan pemaksaan apabila mengamen tidak ada yang memberi.
Kemudian memalak orang lain, sampai dengan penganiayaan dan tindak kriminal
lainnya. Namun dengan keberadaan anak-anak Punk di Kota Padangsidimpuan membuat
masyarakat menjadi resah dan takut. Selanjutnya membuat pemandangan kota
menjadi tidak indah dan tertib lagi dengan keberadaan anak-anak Punk.
Menurut
hemat penulis dengan maraknya keberadaan gelandangan, pengemis dan juga
anak-anak Punk di Kota Padangsidimpuan sekarang disebabkan tidak lain adalah
karena pertumbuhan penduduk yang kian meningkat, permasalahan ekonomi, kurangnya
lapangan pekerjaan yang ada di Kota Padangsidimpuan, rasa malas dari masyarakat
sendiri, cacat fisik maupun mental masyarakat. Untuk itu perlu adanya
keseriusan untuk mengatasi permasalahan tersebut sebelum menjamurnya keberadaan
gelandangan, pengemis dan anak Punk di Kota Padangsidimpuan.
Namun
biasanya untuk permasalahan pengemis tidak lain adalah rasa malas masyarakat
sediri serta cacat fisik maupun mental mengakibatkan masyarakat memilih menjadi
pengemis. Seperti di kota-kota besar, seorang pengemis bisa mendapatkan
penghasilan yang mencukupi bahkan lebih setiap harinya dengan cara mengemis.
Hal itu membuat masyarakat ketagihan dan rekan-rekan yang lain mengikutinya,
bahkan ada yang sampai pura-pura cacat untuk menjadi seorang pengemis. Karena
bisa mendapatkan penghasilan yang banyak tidak perlu kerja berat. Untuk itu
tidak heran ada di daerah Pamekasan Jawa
Timur dikenal dengan adanya kampung pengemis, satu kampung tersebut
semuanya berprofesi sebagai pengemis. Pengemis mereka jadikan profesi tetapi
harta dan rumah mereka bisa dibilang sangat mewah. (Okezone.com)
Menurut
hemat penulis dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan
pendataan kepada pengemis, gelandangan dan anak-anak Punk yang ada di sekitaran
Jalan Kota Padangsidimpuan. Apakah mereka berasal dari warga Kota
Padangsidimpuan atau pendatang dari luar daerah Kota Padangsidimpuan. Untuk
mereka yang berasal dari luar daerah seharusnya pihak pemerintah Kota
Padangsidimpuan mengembalikan mereka ke daerah asalnya. Kemudian Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja Kota Padangsidimpuan menyediakan seperti rumah panti sosial
untuk menampung para pengemis, gelandangan maupun anak Punk. Pada panti sosial
tersebut para gelandangan dan pengemis dilakukan pembinaan, pengarahan serta
pelatihan agar bisa menjadi masyarakat yang produktif. Untuk masalah masyarakat
yang cacat fisik maupun mental pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan
melakukan perawatan dan penyembuhan untuk gelandangan ataupun pengemis yang
memiliki cacat fisik maupun mental.
Sampai
saat ini Peraturan Daerah yang menangani permasalahan tersebut belum dirumuskan
oleh pemerintah Kota Padangsidimpuan dan DPRD. Hanya melalui program yang
dijalankan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja saja itupun pihak Dinas terkait
kewalahan menanganinya akibat anggaran untuk masalah tersebut tidak mencukupi.
Kemudian pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial dan Tenaga Kerja beserta Satpol
PP untuk segera mengambil langkah cepat, tepat dan tanggap. Sebelum
permasalahan tersebut semakin parah dan menambah permasalahan kesejahteran sosial
di Kota Padangsidimpuan.
Untuk
itu, penulis berharap kepada Bapak Andar sebagai Walikota untuk segera
memperhatikan hal tersebut bersama-sama melakukan kerja sama dengan pihak-pihak
terkait yaitu DPRD, Satpol PP, LSM, serta Dinas terkait untuk segera melakukan
penertiban dan pendataan serta pembinaan bagi gelandangan dan pengemis yang ada
di sekitaran Kota Padangsidimpuan. Supaya jumlah gelandangan dan pengemis tidak
semakin membludak. Salam kesejahteraan sosial.!!!!
No comments:
Post a Comment
kelik