Ayo “Katakan
Tidak Pada Korupsi” ingatkah dulu pada saat kampanye tahun 2009 lalu salah
satu Iklan Kampanye Partai Demokrat selain jingle Indomie “SBY Presidenku”.
Ada juga yang menyatakan “Katakan Tidak Pada Korupsi” yang bintang iklan
tersebut adalah Angelina Sondakh, Andi Malaranggeng, Anas Urbaningrum, Ibas,
dan SBY. Pada saat itu partai Demokrat seolah-olah meyakinkan masyarakat
untuk pemberantasan korupsi di negeri kita ini yang gunanya agar masyarakat
tertarik dan memilih partai demokrat. Iklan itu pun menjadi familiar
ditengah-tengah masyarakat Indonesia dan menjadi terkenal sehingga meningkatkan
elektabilitas partai tersebut, al-hasil memang Demokrat muncul sebagai pemenang
pada pemilu 2009 lalu.
Dalam hal
iklan politik memang sah-sah saja apa isinya yang akan dimuat dalam iklan
tersebut, karena Iklan
politik merupakan segala bentuk macam promosi yang berkaitan dengan kegiatan
politik. Kegunaannya tidak lain mengajak, menyeru dan mensosialisasikan kepada
publik agar tertarik kepada isi yang ada di iklan tersebut (Memilih Partai),
akan tetapi kita sebagai masyarakat hendaknya jeli, cermat dan menyaring apa
yang ada di iklan tersebut maksud dan tujuan yang sebenarnya apakah realistis
atau tidak.
Coba kita lihat realistis yang sebenarnya
dengan Gaungan iklan “Katakan Tidak Pada(Hal) Korupsi” yang
dikampanyekan partai Demokrat dahulu dengan kejadian sekarang, krisis
kepercayaan kepada masyarakat terjadi akibat pembodohan yang dilakukan oleh
para elit-elit politik di negeri kita ini. Iya buktinya sekarang mereka yang
ada di iklan tersebut ternyata terbalik 3600 dengan apa yang mereka
katakan. Mereka-mereka yang mengkampanyekan iklan anti pada tindak pidana
korupsi ternyata mereka juga yang terjerat dalam praktek korupsi di negeri ini.
Lihat Angelina sondakh anggota DPR RI
dari Partai Demokrat ditangkap KPK pada hari jumat tanggal 27 April 2012 lalu
dengan kasus wisma atlet dan Korupsi di Kemendikbud Berdasarkan kesaksian Bendahara
umum Partai Demokrat Nazaruddin. Kemudian Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi
Malarangeng yang juga merupakan bintang Iklan politik “Katakan Tidak
Pada(Hal) Korupsi” terjerat kasus korupsi pengadaan sarana dan prasarana proyek
Hambalang pada tanggal 13 Oktober 2013 lalu. Serta yang masih hangat ditelinga
kita yaitu Anas Urbaningrum yang merupakan mantan Ketum Partai Demokrat
itu yang terjerat kasus yakni penerimaan hadiah dalam Proyek Hambalang sebesar
2,2M berdasarkan kesaksian Manajer Pemasaran Divisi Konstruksi I
PT Adhi Karya yang digunakan untuk pemenangan dirinya
menjadi Ketum partai Demokrat.
Pembodohan dan Munafik serta Pendusta itulah
kata yang seharusnya kita berikan kepada mereka semua yang telah berlainan akan
kata dan perbuatan mereka, "Gelengkan kepala dan katakan
'Tidak'. Abaikan rayuannya dan katakan 'Tidak'". Kata kata itu yang ditampilkan di Televisi membuat kita semakin jijik
dan ingin muntah dengan hal itu. Pantaslah masyarakat menjadi semakin tidak
percaya lagi dengan elit politik kita jikalau berkampanye dengan mudahnya
mengatakan Putih namun setelah mereka duduk katakan Hitam.
Iklan politik memang diharuskan dalam hal strategi pemenangan partai
menjelang pemilu namun hendaknya janganlah untuk membodohi masyarakat
seharusnya apa yang di iklankan sesuai dengan program yang dilakukan kelak. Namun
itulah realitanya, walaupun tidak semua iklan politik yang seperti itu, ada
juga iklan-iklan politik yang masuk akal dan menarik untuk kita pelajari. Namun
sekali lagi kita sebagai masyarakat harus menyimak sedetail-detailnya apakah
benar atau tidak iklan tersebut.
Dalam hal ini kita hanya bisa menunggu apakah 2 orang lagi bintang
iklan partai Demokrat “Katakan Tidak Pada (Hal) Korupsi” akan menjadi
korban Abraham Sammad berikutnya yakni Ibas dan SBY kita lihat saja
kedepan semoga KPK bisa menuntaskan semua. Sehingga para elit politik kita akan
jera melakukan iklan politik yang mengkampanyekan hal-hal yang sebetulnya
berlawanan dengan realitanya. Salam KPK Katakan Tidak Pada (Hal) Korupsi.
No comments:
Post a Comment
kelik