SEJARAH BECAK MOTOR KOTA PADANGSIDIMPUAN
Becak motor vespa yang merupakan salah satu
icon Kota Padangsidimpuan selain dari pada salak, menjadi ciri khas tersendiri
di Kota Padangsidimpuan. Jika kita lihat selain bentuknya yang unik seperti
kapsul bentuk kabinnya, becak ini juga sangat aman untuk digunakan dan memang
menjadi daya tarik bagi masyarakat sendiri. “Bahkan becak motor ini menjadi
icon untuk di pamerkan ke Pekan Raya Sumatera Utara Tahun 2015 di Medan banyak
masyarakat luar yang mengabadikan dirinya dengan berfoto di becak motor vespa
tersebut.”[1]
Apabila kita bandingkan dengan daerah lain hanya Kota
Padangsidimpuan becaknya yang menggunakan motor vespa sebagai penariknya. Untuk
itu kenapa banyak masyarakat tertarik dengan becak motor yang ada di Kota
Padangsidimpuan. Karena bentuknya yang unik, dengan lampu hiasan dan nyaman
untuk ditumpangi. Bentuk bentuk kabinnya pun sekarang banyak yang telah
dimodifikasi oleh pemiliknya supaya menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk
menaikinya.
Becak motor di Kota Padangsidimpuan merupakan moda
transportasi yang sangat diminati masyarakat setempat. Masyarakat Kota
Padangsidimpuan menggunakan moda transportasi ini pada umumnya adalah untuk
keperluan seperti belanja ke pasar, ke pusat kota, pergi ke kantor, mengantar
anak-anak sekolah. Baik jarak dekat ataupun jarak jauh para penarik becak akan
mengantarnya sampai ke tempat tujuan. Ada juga masyarakat yang memanfaatkan
becak motor ini sebagai pengangkut barang belanjaan mereka, barang dagangan ke
pasar dan sebagainya. Becak motor sendiri menjadi alternatif transportasi bagi
masyarakat setempat selain dari pada angkutan kota (angkot).
Menurut sejarah dahulu di Kota Padangsidimpuan saat
masih tergabung dalam Kabupaten Tapanuli Selatan, moda transportasinya sekitar
tahun 1960-an masih menggunakan sado (Kereta Kuda/Delman), Transportasi dengan
menggunakan tenaga kuda sebagai penariknya dan kabin penumpang berada
dibelakang. Namun lambat laun berganti dengan Becak dayung, berangsur angsur
populasi sado pun musnah dengan adanya becak dayung tersebut. Becak dayung,
yakni becak yang menggunakan tenaga manusia dengan sepeda sejenis sepeda ontel
sebagai penariknya.
Memang bila kita lihat daerah Kota Padangsimpuan
merupakan daerah berbukit banyak tanjakan yang membuat sulit apabila jarak
tempuh yang dilalui oleh becak dayung sendiri, tidak seperti didaerah Jawa jika
becak dayung yang ada di daerah Jawa penariknya berada dibelakang sedangkan
becak dayung yang ada di wilayah Sumatera Utara khususnya di Kota
Padangsidimpuan berada disamping kabin. Sampai sekarang becak dayung masih ada
namun jumlahnya sedikit diluar Kota Padangsidimpuan. “Dahulu ada organisasi
yang mewadahi para penarik becak dayung di Kota Padangsidimpuan yaitu
organisasi PERBEDA (Persatuan Becak Dayung).”[2]
Keberadaan becak dayungpun lambat laun musnah karena
kondisi daerah yang tidak memungkinkan apalagi penumpang harus menempuh jarak
jauh dengan keadaan jalan yang tanjakan merasa sulit untuk melaluinya. Kemudian
sekitar Tahun 1970-an berganti dengan becak motor mesin yaitu dengan
menggunakan Honda CG ataupun GL sebagai penariknya. Bentuknya tidak
berubah seperti becak dayung hanya saja becak motor menggunakan mesin bukan
tenaga manusia dan kabinnya pun berada di samping penariknya. Muatan
penumpangnya bisa mencapai 2 sampai 4 orang.
Becak motor yang ada pertama kali di Kota
Padangsidimpuan merupakan hasil karya Almarhum Bapak Ramli, beliau orang
pertama yang membuat becak motor di Kota Padangsidimpuan. Almarhum Ramli
merupakan putra kelahiran Jawa kemudian merantau dan menetap di Kota
padangsidimpuan. Sebelumnya beliau bekerja di bengkel yang bernama TIC TAC yang
ada di daerah Kampung Teleng Kota Padangsidimpuan sebagai karyawan atau montir.
Kemudian pada Tahun 1972 beliau berhenti dari bengkel TIC TAC dan
mendirikan bengkel sendiri dengan adik kandungnya yakni Bapak Darso (Pemilik
bengkel RAPTAMA di Desa Sihitang). Bengkel yang mereka dirikan yakni bengkel TAC
TIC BARU yang merupakan nama kebalikan bengkel tempat ia bekerja dulu yang
juga berada di Kampung Teleng Kota Padangsidimpuan.
Awal mulanya beliau membuat tempat tidur dari besi,
dan nilam, dibengkel yang ia dirikan. Namun seiringnya waktu, kemudian beliau
membuat kabin becak motor pertama kali dengan menyambungnya dengan sepeda motor
sebagai penariknya pada saat itu masih menggunakan Honda CG atau GL.
Pasar pembelianpun meningkat dan semakin lama kian berkembang dengan banyaknya
pesanan yang datang kepada beliau untuk membuat moda transportasi masyarakat di
Kota Padangsidimpuan. Selain membuat tempat tidur, nilam dan kabin becak motor
beliau juga mampu membuat mesin gilingan padi bahkan bak angkot pun beliau
buat. Sampai merakit senjata api pun beliau mampu merakitnya sehingga beliau
pernah di tahan oleh kepolisian selama 6 bulan akibat perakitan senjata api
tersebut.
Becak motor sendiri sejak pertama kali dibuat beliau
sampai sekarang sudah enam kali berganti bentuk kabin. “Pertama kali bak petak,
kemudian bak artis (istilahnya), bak jumbo, bak espas, bak pitara, dan yang
sekarang bak kapsul.”[3]
Beliau sempat dijuluki oleh masyarakat sekitar sebagai “Montir Alam” karena
segala hal ciptaan dan buatan beliau sangat banyak yang mengagumkan beliau
tidak pernah belajar dan kursus, keahlian yang beliau miliki datang dengan
sendirinya maka itu, beliau dijuluki sang “Montir Alam”.
Seiring perkembangan jaman, kemudian sekitar Tahun
1980-an beliau mengganti Honda CG atau GL sebagai penariknya
dengan motor Vespa. Pada saat itu Vespa yang digunakan adalah Vespa
jenis Kongo kemudian Vespa Sprin. Dengan munculnya becak motor Vespa
dengan bentuk kabin kapsul membuat semakin diminati masyarakat untuk
menggunakannya. Karena dari bentuknya unik sekali, Kemudian semakin lama becak
motor dengan penarik Honda GL atau CG hilang dari peredaran dan
punah karena di dominasi becak motor Vespa sendiri. Karena becak motor vespa
sendiri irit menghabiskan bahan bakar minyak dari pada motor lainnya.
Pasaran kabin yang beliau buat bukan hanya untuk
pasaran Kota Padangsidimpuan dan sekitarnya saja bahkan sampai ke luar pulau
sumatera banyak sekali yang ingin memilikinya. Bahkan dahulu pernah menjadi
ajang pameran di Jakarta sebagai ciri khas daerah pada masa itu masih Kabupaten
Tapanuli Selatan. Dengan hasil karya yang Beliau buat hingga kini belum ada
perhatian ataupun penghargaan yang diberikan kepada Beliau dari pemerintah
setempat sebagai penggagas becak motor di Padangsidimpuan.
Apabila kita lihat justru atas karya beliau banyak
masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan menarik becak motor sehari-hari
di Kota Padangsidimpuan. Dengan sendirinya dapat mengurangi pengangguran di
daerah. Selain itu hasil karya beliau menjadi kebanggaan bagi Kota
Padangsidimpuan sendiri karena banyak sekali masyarakat daerah luar bahkan luar
negeri yang tertarik dengan becak motor itu sendiri.
Kemudian pada Tahun 1987 di usia 50 Tahun Bapak Ramli meninggal dunia
karena sakit dan akhirnya bengkel TAC TIC BARU diteruskan oleh anak
sulungnya yang bernama Abdul Alim atau nama istilahnya Abangna begitu
nama akrab sapaannya. Pada Tahun 1990 bengkel TAC TIC BARU pindah lokasi
ke Desa Sihitang Kota Padangsidimpuan sampai sekarang, namun kini bengkel TAC
TIC BARU diteruskan oleh anak bungsu dari Bapak Ramli sendiri yang bernama
Abdul Rahman sampai sekarang masih bisa kita jumpai dan sampai sekarangpun
bengkel tersebut masih banyak pesanan dari masyarakat.
ORGANISASI
BECAK MOTOR
Dahulu ada organisasi yang menjadi wadah para penarik
becak motor di Kota Padangsidimpuan. Tujuannya mereka mendirikan organisasi
tersebut adalah untuk keperluan anggota penarik becak yang tergabung dalam
organisasi becak itu sendiri. Apabila ingin mengurus surat-surat becak motor
miliknya. Karena apabila ingin mengurus surat-surat becak kepada pihak
Kepolisian harus ada surat pengantar yang berasal dari wadah ataupun organisasi
penarik becak motor itu sendiri. Selain itu organisasi becak motor juga menjadi
wadah untuk silaturahmi dan memberikan bantuan sosial kepada sesama anggota
apabila ada dari anggota ataupun keluarganya yang sakit ataupun meninggal dunia
mereka mengumpulkan dana kemudian diserahkan kepada anggota yang tertimpa
musibah tersebut.
Menurut data Dinas Perhubungan Kota Padangsidimpuan
terdapat wadah atau organisasi yang menaungi becak motor vespa di Kota
Padangsidimpuan sendiri yaitu “Ujar Rajawali, Adu Nasib, Sejahtera Jayama,
Bintang Mas, Rastra, Karya Abadi, Harapan, Betor Abadi, Becak Bersama.”[4]
Keberadaan mereka telah lama berdiri sejak Tahun 1970-an. Namun, keberadaan
organisasi tersebut kini telah hilang tidak ada lagi semenjak Tahun 2009 lalu.
Menurut data Dinas Perhubungan Kota Padangsidimpuan
jumlah becak motor sendiri mencapai lebih dari 3.250 unit itu jumlah yang
terdaftar di Dinas Perhubungan, belum lagi yang tidak terdaftar. Jika kita
perkirakan mencapai lebih dari 10.000 unit angka tersebut cukup banyak yang menjadi
catatan adalah dengan banyaknya jumlah becak yang ada di Kota Padangsidimpuan
membuat pertanyaan apakah memang menjadi penarik becak merupakan profesi yang
di jadikan andalan ataupun memang sebagai pelarian.
KEHIDUPAN PENARIK BECAK
Bila kita amati selain dari rata-rata pendidikan si
penarik becak tersebut yang rendah hanya tamatan SD/Tidak Tamat. Alasan
kesempatan kerja yang ada di kota ini terbatas, kemudian keterampilan mereka
tidak ada, keterbatasan modal, dan memang menjadi penarik becak motor merupakan
pekerjaan yang mudah dilakukan masyarakat untuk mencari uang, dengan membawa
becak orang kemudian narik kemudian dapat uang. Itulah alasan masyarakat
mengapa harus menjadi penarik becak motor.
Namun apakah menjadi penarik
becak motor itu merupakan pekerjaan yang menjanjikan, dan merupakan pekerjaan
yang menjamin masa tua, pada kenyataannya banyak penarik becak motor yang
kesulitan dalam mencari penumpang setiap harinya. Bila kita lihat mereka
menarik becak sejak pagi hari sampai sore atau bahkan malam hari belum tentu
mendapatkan penumpang. Bila di rata-ratakan menurut pengakuan penarik becak
motor yang ada di Kota Padangsidimpuan penghasilan yang mereka dapatkan sekitar
Rp.25.000-Rp.40.000/hari bersih untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari.
Dengan penghasilan yang mereka
dapatkan setiap harinya yang berkisar Rp.25.000-Rp.40.000 ini tidak sesuai
dengan kebutuhan hidup yang harus mereka penuhi tiap harinya. Untuk makan
mereka, biaya sewa rumah, listrik, jajan anak-anak mereka, biaya sekolah, dan
pengeluaran lainnya. membuat penarik becak kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya
setiap hari. Bahkan tidak jarang penarik becak motor pulang dengan tangan
kosong tanpa membawa uang sedikitpun untuk keluarga mereka karena penghasilan
yang mereka dapatkan hanya cukup untuk membeli minyak becak motor mereka.
Sebetulnya bila kita tanyakan
kepada mereka apa yang menjadi kendala mereka menjadi sulit mendapatkan
penumpang yang menyebabkan mereka tidak mampu memperoleh penghasilan yang
memadai. Menurut pengakuan mereka adalah masa sekarang dengan banyaknya jumlah
kendaraan bermotor terutama sepeda motor membuat masyarakat beralih kepada
sepeda motor dibanding dengan becak. Kita lihat hampir tiap desa, tiap gang dan
tiap rumah masyarakat sekarang banyak yang menggunakan sepeda motor. Apalagi sekarang
mudah sekali mendapatkan sepeda motor dengan sistem kredit. Dengan uang
Rp.500.000 sebagai uang muka mereka langsung bisa memperoleh sepeda motor
tersebut.
Selain sepeda motor alasan
lainnya adalah yaitu perekonomian masyarakat masa sekarang melemah akibat harga
BBM melambung tinggi, harga kebutuhan lainnya ikut melambung sedangkan
penghasilan masyarakat tetap. Sehingga menyebabkan masyarakat enggan melakukan
berpergian ke mana-mana akibat sulitnya keuangan mereka. Mereka berpikir untuk
makan saja sudah syukur apalagi untuk pergi ke mana-mana. Kalaupun ingin
berpergian mereka tidak berani untuk menaiki becak karena ongkos yang harus
mereka bayar lebih mahal di banding dengan angkot. Sehingga masyarakat takut
untuk menggunakan becak motor tersebut.
Kemudian alasan lainnya adalah
jumlah pesaing mereka sendiri, kita tahu bahwa penarik becak motor jumlahnya
lebih mencapai 10.000. Dengan banyaknya penarik becak motor ditambah dengan
populasi kendaraan bermotor tadi. Membuat penarik becak motor harus bersaing
dengan yang lain sementara penumpang jumlahnya tiap hari tidak seberapa.
Apalagi banyak penarik becak motor berasal dari luar Kota Padangsidimpuan yang beroperasi
di sini. Keluarga mereka di luar Kota Padangsidimpuan namun mereka bekerja di
sini, bahkan banyak kita temui penarik becak motor yang tidur di becaknya
sendiri sampai pagi hari dan mereka pulang ke rumah hanya 5 hari sekali atau
bahkan seminggu sekali.
Alasan lainnya yaitu keadaan
atau kondisi dari becak motornya sendiri yang sering rusak atau mogok karena sudah
lama. Banyak penarik becak motor yang becaknya merupakan becak setoran harus
menunggu lama becaknya di betulkan oleh pemiliknya akibat tidak memiliki dana
untuk memperbaikinya sehingga mereka banyak yang tidak bekerja.
Dengan kendala kendala seperti
yang di paparkan di atas ini menjadikan suatu PR kepada pemerintah setempat. Bagaimana
agar masyarakat khususnya penarik becak motor yang ada di Kota Padangsidimpuan
mendapatkan penghasilan yang layak tiap harinya agar dapat memenuhi kebutuhan
keluarga mereka setiap harinya.
PROGRAM UNTUK PARBECAK
Dengan kondisi dan keadaan
kehidupan penarik becak motor yang sangat memperhatinkan seharusnya ada campur
tangan pemerintah untuk menangani permasalahan yang di alami para penarik becak
motor. Diperlukan adanya suatu penanganan dan program khusus untuk para penarik
becak motor agar mereka mudah mendapatkan penghasilan mereka untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Faktor utama yang perlu di soroti adalah ketersediaannya
lapangan kerja untuk masyarakat. Sehingga mengurangi keberadaan jumlah penarik
becak motor itu sendiri. Karena keterbatasan lowongan kerja membuat masyarakat beralih
ke penarik becak sebagai pelarian mereka, bahkan tidak jarang tamatan Sarjana
juga banyak yang menjadi penarik becak.
Kemudian masalah banyaknya
jumlah penarik becak yang ada di Kota Padangsidimpuan yang menyebabkan
persaingan dalam mencari penumpang. Perlu adanya suatu aturan yang ketat bagi
si pemilik becak dan si penarik becak motor sendiri. Peraturan dari pihak
kepolisian yang mewajibkan surat-surat dari becak motor sendiri, kemudian ijin
operasional serta Surat Ijin Mengemudi dari si penarik becak motor itu sendiri.
Agar masyarakat tidak mudahnya membuat atau membeli becak dan menarik tanpa
adanya suatu ijin dan surat-surat lengkap. Masyarakatpun tidak sembarangan
dalam beroperasi dan menyebabkan semrawut jalan, kemacetan akibat adanya becak
motor tersebut.
Kemudian aktifkan kembali
organisasi yang menjadi wadah penarik becak motor yang ada di Kota
Padangsidimpuan dengan di bawah pembinaan pihak pemerintah. Supaya penarik
becak motor yang berasal dari luar daerah tidak bisa beroperasi di wilayah
sini. Dengan adanya pendataan yang ketat dan terorganisir dengan sendirinya
penarik becak motor yang berasal dari luar daerah berkurang atau bahkan tidak
ada lagi.
Setelah terorganisir dan
terdata seluruh jumlah penarik becak di bawah organisasi tersebut di berikan
adanya suatu kartu pengenal atau anggota bagi penarik becak motor. Setiap
seminggu sekali dilakukan evaluasi ataupun pertemuan bagi penarik becak sesuai
dengan organisasinya masing-masing. Agar dapat menjadi wadah penampung aspirasi
mereka.
Kemudian diperlukan adanya iuran
bagi penarik becak motor sendiri melalui organisasi mereka dilakukan pengutipan
sebesar Rp.2.000 misalnya tiap hari. Dikutip oleh pengurus organisasi dan uang
yang mereka kutip di kumpulkan oleh pihak pemerintah dan dana tersebut dikelola
secara transparan, agar dengan adanya iuran tersebut dapat membuat suatu
bengkel pusat yang menyediakan segala Spare Part untuk becak motor, pembuatan
atau revarasi kabin, dan sekaligus bengkel untuk becak motor itu sendiri.
Dengan adanya bengkel bersama
dengan kutipan iuran yang dibayarkan tiap harinya. Dengan sendirinya membantu
penarik becak motor sendiri apabila ingin mengganti keperluan becak motornya.
Dengan catatan iuran yang mereka bayarkan agar rutin dan dikelola dengan baik
dan memiliki catatan tersendiri. Untuk itu diperlukan adanya suatu kesadaran
dari penarik becak motor sendiri dan juga pemerintah. Agar kendala dari masalah
kerusakan tidak ada lagi, kemudian suatu saat apabila ada keluarga mereka yang
sakit atau terkena musibah bisa diberikan bantun sosial dari uang iuran
tersebut.
Jumlah penari becak motor
sekitar 3.250 jika di kumpulkan tiap harinya Rp.2000 berapa dana yang terkumpul
dan berapa tiap bulannya. Dengan uang tersebut menjadi keringanan bagi mereka
apabila sudah dibuat bengkel bersama untuk mereka otomatis mengurangi beban
mereka. Mungkin itu menjadi catatan bagi masyarakat khususnya penarik becak dan
juga pemerintah agar memiliki kesadaran untuk memperbaiki kondisi bagi penarik
becak motor sendiri. Karena becak motor selain menjadi tumpuan hidup bagi
masyarakat, becak motor Kota Padangsidimpuan juga menjadi icon kebanggaan bagi
kota yang kita cintai ini. Semoga saja……..
No comments:
Post a Comment
kelik